Pengaruh Jalan Rusak
Jalan merupakan akses menuju tempat tujuan, jalan rusak merupakan masalah serius di daerah Indonesia khususnya di Bandung terdapat jalan rusak yang cukup banyak akses jalan utama di Kabupaten Bandung sangatlah buruk jalanan rusak dan jalanan berlubang.Jalan merupakan akses menuju tempat tujuan, jalan rusak merupakan masalah serius di daerah Indonesia khususnya di Bandung terdapat jalan rusak yang cukup banyak akses jalan utama di Kabupaten Bandung sangatlah buruk jalanan rusak dan jalanan berlubang.Secara teknis, kerusakan jalan menunjukkan suatu kondisi dimana struktural dan fungsional jalan sudah tidak mampu memberikan pelayanan optimal terhadap lalu lintas yang melintasi jalan tersebut. Kondisi lalu lintas dan jenis kendaraan yang akan melintasi suatu jalan sangat berpengaruh pada desain perencanaan konstruksi dan perkerasan jalan yang dibuat. Konstruksi jalan harus direncanakan mampu menahan beban lalu lintas di atasnya tanpa mengalami kegagalan.
Faktor Penyebab jalanan rusak
1. Muatan berlebihan
Jalanan aspal bisa lebih cepat rusaknya karena faktor kendaraan yang melebihi kapasitas atau muatan yang tidak sesuai peraturan.
2. Standard Mutu Lapisan Jalan
Jalanan aspal di Indonesia memiliki standar mutu lapisan untuk aspal jalan yang lalu lintasnya dilintasi oleh kendaraan besar seperti truk. Standard lalu lintas di Indonesia yaitu 840 Kg serta standar tekanan angin pada ban truk adalah 80 psi – 100 psi, maka sepanjang jalan yang dilintasi oleh kendaraan besar atau berat akan ditemui jembatan timbangan.
3. Sistem Drainase Jalan
Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.
4. Kondisi Tanah.
Kondisi tanah yang kurang stabil memungkinkan jalan aspal yang cepat rusak
Penggunaan jalan banyak memberikan andil dalam kerusakan jalan. Setiap jalan mempunyai kelas masing-masing sesuai dengan konstruksi dan beban kendaraan yang dapat melewatinya. Misalnya, jalan kelas III tentunya akan rusak apabila harus menahan kendaraan jenis truk besar atau tronton, atau harus menahan beban muatan yang melewati batas tonase muatan kemampuan jalan. Disinilah sebenarnya arti penting jembatan timbang, dimana mempunyai fungsi sebagai pengontrol beban muatan kendaraan agar tidak melebihi dengan kemampuan beban kelas jalan dan jembatan yang akan dilaluinya, serta kapasitas muatan kendaraan itu sendiri.
Keselamatan
Kenyamanan dan keselamatan saat berkendaraan pun akan berkurang apabila jalanan aspal yang memiliki kualitas yang buruk atau tidak sesuai dengan standard di Indonesia. Dampak dari jalanan yang rusak, mulai dari terjadinya kemacetan yang dapat membuang waktu perjalanan hingga kecelakaan lalu lintas yang bisa menyebabkan kematian pengendara. Selain itu juga jalanan rusak mempengaruhi laju roda perekonomian.
Manfaat jalan dapat memberikan kenyamanan,keselamatan serta meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan.
Dengan adanya jalan, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, jasa transportasi rental mobil Bandung yang mengantarkan para wisatawan untuk menikmati area – area wisata di Bandung.
Jalan Umum
Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil. Menurut berat kendaraan yang lewat, jalan raya terdiri atas: 1. Jalan Kelas I, 2. Jalan Kelas IIA, 3. Jalan Kelas IIB, 4. Jalan Kelas IIC, 5. Jalan Kelas III.
Tebal perkerasan jalan itu ditentukan sesuai dengan kelas jalan.
Kelas I
Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas.
Kelas II
Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya terdapat lalu lintas lambat. Kelas jalan ini, selanjutnya berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.
Kelas IIA
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur atau lebih dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton (hot mix) atau yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat kendaraan lambat tetapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus disediakan jalur tersendiri.
Kelas IIB
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tetapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.
Kelas IIC
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis penetrasi tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dari kendaraan tak bermotor.
Kelas III
Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan merupakan konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.